Berau, Derap News.com –
Aksi Demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kabupaten Berau di depan Kantor DPRD pada Senin (19/5/2025) .
Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman dan penolakan terhadap wacana yang akan dilakukan oleh STIPER Berau untuk bergabung dengan Universitas Muhammadiyah Berau (UMB).
Selain itu demo mahasiswa STIPER Berau menuntut PT Berau Coal terkait beberapa isu, termasuk reklamasi, konflik agraria, penyerapan tenaga kerja lokal, dan keterbukaan informasi CSR. Aksi tersebut sempat ricuh karena adanya penolakan penggabungan STIPER dengan Universitas Muhammadiyah Berau (UMB).
Poin-poin tuntutan mahasiswa,
Reklamasi Tambang,
Mahasiswa menuntut PT Berau Coal untuk menyelesaikan reklamasi lubang tambang yang belum dilakukan.
Konflik Agraria,
Mahasiswa menginginkan PT Berau Coal menyelesaikan konflik agraria dengan masyarakat Kampung Merasa dan Kampung Tasuk, termasuk pembayaran ganti rugi lahan.
Penyerapan Tenaga Kerja Lokal,
Mahasiswa menuntut PT Berau Coal untuk memenuhi standar penyerapan tenaga kerja lokal dan memprioritaskan pemuda-pemudi Berau yang berstatus sarjana.
Keterbukaan Informasi CSR,
Mahasiswa meminta PT Berau Coal untuk memberikan informasi yang transparan terkait dana CSR yang mereka alokasikan.
Selain tuntutan terkait Berau Coal, mahasiswa juga menolak rencana penggabungan STIPER dengan UMB karena dinilai tidak transparan dan tidak melibatkan mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan.
Aksi demonstrasi mahasiswa STIPER sempat ricuh dengan adanya adu mulut, pembakaran ban, dan gesekan fisik dengan aparat. Ketua DPRD Berau sempat meninggalkan lokasi aksi, namun Wakil Ketua I DPRD Berau, Subroto, kemudian menemui mahasiswa dan menjadwalkan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada awal Juni. RDP tersebut akan dihadiri oleh STIPER, UMB, dan pihak terkait untuk membahas penggabungan kedua perguruan tinggi tersebut***