Beranda Nasional Terowongan Senilai Rp 395 Miliar Lebih Ambruk, Diduga Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi

Terowongan Senilai Rp 395 Miliar Lebih Ambruk, Diduga Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi

oleh Admin Teknis
0 komentar 25 tayangan

Samarinda, Derap News.com –

Proyek pembangunan terowongan senilai Rp395.792.799.000 di kawasan Gunung Manggah, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, ambruk meski belum diresmikan. Proyek ini dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP.
Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

Ambruknya mega proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Samarinda, adalah sebuah peringatan keras akan pentingnya kualitas pekerjaan dan pengawasan yang ketat selama pelaksanaan proyek.

Perlu adanya penekanan pada penggunaan bahan dan metode konstruksi yang sesuai spesifikasi serta pengawasan yang lebih intensif untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat yang tidak ingin identitasnya dipublis, kepada Media ini menuturkan, ambruknya mega proyek biasanya disebabkan oleh dua faktor utama yakni, pertama pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan kedua kurangnya pengawasan yang memadai selama pelaksanaan proyek.

Pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, seperti penggunaan bahan atau metode konstruksi yang berbeda dari yang seharusnya, dapat menyebabkan struktur menjadi lemah dan mudah ambruk.

Sedangkan kurangnya pengawasan juga dapat menyebabkan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proyek, yang pada akhirnya memicu kegagalan proyek dan akan mengancam nyawa orang banyak

“Kurangnya pengawasan dapat menyebabkan pemborosan anggaran, di mana dana yang seharusnya digunakan untuk tujuan yang telah ditentukan justru terbuang sia-sia.

“Tanpa adanya pengawasan yang ketat, penggunaan dana proyek bisa melampaui anggaran yang telah ditetapkan, atau digunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan awal proyek,” ujarnya

Dikatakannya, tanpa pengawasan yang memadai, hasil proyek sering kali tidak memenuhi standar kualitas atau spesifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini dapat mengakibatkan proyek tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak memberikan manfaat yang diharapkan bagi masyarakat.

Kurangnya pengawasan juga dapat menciptakan celah untuk korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Tanpa adanya pengawasan yang ketat, penyimpangan dari prosedur dan aturan yang berlaku dapat terjadi, yang berpotensi menimbulkan tindakan korupsi oleh pihak-pihak tertentu.

Dalam proyek pemerintah sering kali menjadi sasaran praktik korupsi jika tidak ada pengawasan yang ketat, seperti kolusi antara pengguna anggaran atau pejabat yang bertanggung jawab dan rekanan pemenang tender,” jelasnya

Dia menyebutkan, terowongan tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengatasi kemacetan di Jalan Otto Iskandar Dinata dan Sultan Alimuddin, serta meningkatkan keselamatan lalu lintas di kawasan padat kendaraan itu. Namun ironisnya, sebelum difungsikan secara resmi, bagian struktur bangunan sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.

“Prosedur akuntabilitas yang jelas harus diterapkan untuk memastikan bahwa setiap tindakan dan keputusan terkait proyek dapat dipertanggungjawabkan. Ini termasuk mekanisme pelaporan yang memungkinkan identifikasi dan penanganan masalah dengan cepat,” sebutnya

Dari pantauan di lapangan disinyalir terdapat dugaan ketidaksesuaian spesifikasi dalam proyek ini. Namun, hingga kini, pihak terkait belum memberikan klarifikasi resmi mengenai hal tersebut. Seiring dengan itu, masyarakat mulai mempertanyakan kualitas pekerjaan jalan tidak sesuai standar yang diterapkan.

Pembangunan terowongan selili dengan peletakan batu pertama pada 29 Januari 2023 oleh Pemerintah Kota Samarinda dengan panjang sekitar 700 meter.

Proyek terowongan selili atau terowongan Samarinda ini dinilai memiliki peran penting dalam memperlancar akses di kawasan tersebut. Mega proyek ini merupakan proyek terowongan pertama di Pulau Kalimantan yang dijadwalkan rampung pada pertengahan tahun 2025.

Proyek ini diharapkan dapat menjadi solusi transportasi bagi daerah dengan kepadatan tinggi, seperti Sungai Dama dan Gunung Mangga. Terowongan ini memiliki peran strategis dalam mendukung pemerataan pembangunan di Kalimantan Timur.

Terowongan utama memiliki panjang sekitar 400 meter dengan lebar 15 meter, sementara keseluruhan jalur yang menghubungkan Jalan Sultan Alimudin dan Jalan Kakap mencapai 700 meter.

Dengan adanya infrastruktur ini, diharapkan mobilitas masyarakat semakin lancar dan konektivitas antarwilayah menjadi lebih baik.**Tim

Kamu mungkin juga suka

Tinggalkan Komentar

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
-
00:00
00:00
Update Required Flash plugin
-
00:00
00:00